Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau (Kejati Kepri) resmi menetapkan MTR, mantan Direktur Umum LPP TVRI periode 2020–2023, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan studio TVRI Kepri tahun 2022.
Tanjungpinang, CupakNews.com | MTR langsung ditahan, Selasa (10/6/2025), karena dinilai berpotensi melarikan diri dan menghilangkan barang bukti.
“Satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan adalah inisial MTR, selaku Direktur Umum LPP TVRI Tahun 2020-2023,” tegas Kasi Penkum Kejati Kepri, Yusnar Yusuf, dalam konferensi pers.
Modus Rekayasa Proyek Studio TVRI
Kasus ini bermula dari proyek pembangunan studio yang didanai dari APBN Tahun Anggaran 2022. Pagu anggaran proyek tersebut mencapai Rp 10 miliar, dengan kontrak awal sebesar Rp 9,66 miliar. Namun belakangan terjadi perubahan nilai kontrak (Contract Change Order/CCO) mendekati nilai pagu akibat adanya revisi pekerjaan.
Proyek tersebut mencakup pembangunan lantai 1 dan 2 studio, struktur atap, hingga pekerjaan lanskap.
Namun, di balik laporan rampungnya pembangunan studio 100%, Kejati menemukan indikasi kuat bahwa laporan tersebut hanya akal-akalan. Pekerjaan tidak sesuai spesifikasi, namun tetap dicairkan penuh, menimbulkan kerugian negara yang tidak main-main.
“Pekerjaan sudah direkayasa untuk mencairkan dana sepenuhnya. Kerugian negara ditaksir mencapai Rp 9,08 miliar, berdasarkan hasil audit investigatif dari BPK RI,” ujar Yusnar.
Jaringan Tersangka: Dari Pejabat Hingga Konsultan
Tak hanya MTR yang terseret dalam skandal ini. Sebelumnya, Kejati Kepri juga telah menetapkan tiga tersangka lainnya, HT, Direktur PT Tamba Ria Jaya (rekanan pelaksana proyek), DO, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), AT, konsultan perencana yang juga menggunakan dua bendera, PT Daffa Cakra Mulia dan PT Bahana Nusantara sebagai konsultan pengawas.
Keempatnya diduga bermain bersama dalam merancang dan mengatur proyek agar bisa menguras anggaran negara dengan dalih formal proyek pembangunan. (***)
