16.2 C
New York

Ganja di Keranjang Motor: Jaringan Gelap di Pedalaman Agam Terendus Aparat

Published:

Di balik sunyinya dini hari di lereng Bukit Barisan, satu operasi senyap dilakukan Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sumatera Barat. Sasaran mereka, seorang pria muda yang melintasi jalan sunyi di Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam dengan isi keranjang sepeda motor yang ternyata menyimpan ancaman besar bagi generasi muda Sumbar, 17 paket besar ganja kering siap edar.

Agam, Sumbar | Tersangka, RR (31), warga Jorong Gajah Mati, Nagari Lawang, berhasil dibekuk hanya beberapa kilometer sebelum ia mencapai tujuan saat mendistribusikan ganja ke kawasan Matur. Penangkapan ini bukan sekadar hasil razia, melainkan akumulasi dari penyelidikan cepat berdasarkan informasi akurat masyarakat.

Penangkapan dilakukan pada Selasa dini hari, 27 Mei 2025 sekitar pukul 00.50 WIB di Jalan Simpang Sitingkai, Jorong Batang Palupuah, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam.

“Penangkapan bermula dari informasi masyarakat yang melaporkan adanya seseorang yang akan membawa narkotika jenis ganja menuju Matur, Kabupaten Agam. Tim Opsnal Ditresnarkoba segera melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi ciri-ciri pelaku serta kendaraan yang digunakan,” ujar Dirnarkoba Polda Sumbar Kombes Pol Nico A Setiawan.

“Pelaku kedapatan membawa 17 paket besar narkotika jenis ganja menggunakan sepeda motor. Barang bukti ditemukan di dalam tas keranjang yang terbagi di kanan dan kiri kendaraan,” lanjut Kombes Nico.

Modus Lama dengan Pola Baru: Sepeda Motor & Tas Keranjang
Tersangka ditangkap saat mengendarai sepeda motor Honda Scoopy hitam tanpa plat nomor. Kendaraan itu ternyata dimodifikasi bukan untuk kenyamanan melainkan untuk efisiensi pengedaran narkoba. Di sisi kanan dan kiri motornya, tersimpan tas keranjang berisi, 17 paket besar ganja dibalut lakban coklat, Kantong plastik biru dan hitam, 1 unit HP Infinix, alat komunikasi yang diduga menjadi pintu masuk menelusuri jaringannya, Dan sepeda motor itu sendiri tanpa identitas resmi, ciri khas pergerakan illegal.

Keterangan awal RR membuka tabir lebih luas, ganja tersebut bukan miliknya. Ia hanya “disuruh mengantar”, dan nama “Ari” mencuat sebagai pihak pemberi barang. Hal ini menjadi pola umum dalam jaringan pengedaran narkoba—kurir dipilih dari kalangan lokal, lugu, dan seringkali “dibayar murah untuk risiko tinggi’”.

“Kami sedang mendalami identitas ‘Ari’ dan mata rantai distribusi barang tersebut. Kemungkinan besar jaringan ini bukan tunggal dan memiliki jalur lintas kecamatan,” ungkap Kombes Nico.

Sumbar sebagai Target Baru?
Dalam beberapa bulan terakhir, Sumatera Barat mengalami lonjakan kasus penyalahgunaan ganja, terutama jenis kering siap edar. Jalur distribusi memanfaatkan jalan antar-nagari yang minim pengawasan dan karakter geografis berbukit yang mempersulit patroli rutin.

Penangkapan RR menambah daftar kurir muda yang beroperasi di jalur nonformal, menggunakan kendaraan modifikasi dan logistik ringan. Ganja tidak lagi dikirim dalam karung besar, tapi dikemas rapi, ‘cantik’, dan mudah dibawa—mengincar anak muda sebagai konsumen.

Polda Sumbar menegaskan bahwa kasus ini bukan akan berhenti di RR. Mereka akan menelusuri siapa ‘Ari’, bagaimana barang itu masuk ke Agam, dan siapa yang membiayai distribusi ganja dalam jumlah besar tersebut. “Kami tidak akan berhenti di kurir. Kami ingin akar jaringannya,” tegas Nico.

Redaksi mengapresiasi langkah cepat Polda Sumbar yang membuktikan bahwa perang terhadap narkoba tidak main-main. Saat aparat bergerak tegas dan masyarakat berani bersuara, ruang gerak pengedar bisa dipersempit hingga ke akar-akarnya. (Red).

FOLLOW US

6,345FansSuka
5,780PengikutMengikuti

Related articles

Recent articles